''Barangsiapa yang berpuasa karena iman dan dalam rangka mencari pahala di sisi Allah SWT, maka Allah mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu.''
(HR Muttafaqun 'alaih).
Adalah suatu kebahagiaan dan nikmat yang besar ketika akhir Ramadhan kita memperoleh predikat sebagai orang-orang yang bertakwa. (insya Allah) Dan, memasuki bulan Syawal menjadi pribadi-pribadi yang fitri (suci), yaitu orang-orang yang kembali pada fitrahnya.
Kembalinya manusia kepada fitrah mengandung dua pengertian. Pertama, fitrah berarti suci. Artinya, manusia kembali menjadi makhluk yang suci seperti bayi yang baru dilahirkan. Hal tersebut dikarenakan manusia mendapatkan ampunan Allah pada bulan Ramadhan.
Disabdakan Rasulullah: ''Barangsiapa yang berpuasa karena iman dan dalam rangka mencari pahala di sisi Allah SWT, maka Allah mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu.'' (HR Muttafaqun 'alaih).
Dalam konteks hubungan sosial, ampunan (saling memaafkan) dari sesama manusia merupakan syarat sempurnanya ampunan Allah. Karena, sungguh Allah tidak akan mengampuni dosa seorang hamba hingga orang yang pernah dizaliminya mengampuni dan memaafkannya.
Kedua, fitrah berarti agama tauhid. Fitrah dalam konteks ini adalah manusia kembali kepada perjanjiannya, antara makhluk dan Khalik (Pencipta), yaitu untuk taat, beribadah, dan mengesakan Allah SWT sebagai Tuhan yang menciptakannya, dengan jalan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Perintah dan larangan tersebut terangkum dalam agama tauhid, yaitu agama samawi yang Allah ridhai (Islam).
Allah berfirman: ''Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.'' (QS 30: 30).
Dalam ayat yang lain Allah tegaskan: ''Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al-Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.'' (QS 3:19).
Orang yang kembali kepada fitrahnya memiliki dua karakter. Pertama, istiqomah dalam beribadah. Orang-orang yang kembali pada fitrahnya senantiasa melakukan amal-amal saleh dan ragam ibadah secara berkesinambungan. Dan, bahkan terus ditingkatkan. Mereka selalu berprinsip hari ini harus lebih baik dari hari kemarin.
Kedua, memiliki perilaku (akhlaq) yang baik. Pembinaan yang dilakukan selama bulan Ramadhan diaplikasikannya pada bulan-bulan setelah Ramadhan. Nilai-nilai seperti kejujuran, sabar, pemaaf, pemurah, dan penyayang senantiasi menghiasi kehidupannya.
Semoga ibadah puasa yang telah kita lakukan mengantarkan kita menjadi orang-orang yang kembali kepada fitrah.
Dan, semoga kita dapat memberikan sumbangsih dan manfaat bagi kemajuan umat Islam. Amin. Wallahu a'lam bishawab.
----------------------------------------------------------------------
"Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu" (Q.S. An Nuur 24:35).
"Wahai Rasulullah, katakanlah kepadaku satu ungkapan tentang Islam,
yang saya tidak memintanya kepada siapapun kecuali kepadamu." Rasulullah saw bersabda, "Katakanlah, 'Aku beriman kepada Allah,' kemudian Istiqamahlah." (H.R. Muslim)
-----------------------------------------------------------------------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar