smaniez.blogspot.com

Rabu, 28 Oktober 2009

Global Warming Sebuah peringatan Untuk Kita


Pemanasan global

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Temperatur rata-rata global 1850 sampai 2006 relatif terhadap 1961–1990


Anomali temperatur permukaan rata-rata selama periode 1995 sampai 2004 dengan dibandingkan pada temperatur rata-rata dari 1940 sampai 1980

Pemanasan global adalah adanya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi.

Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, "sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia"[1] melalui efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi sains nasional dari negara-negara G8. Akan tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut.

Model iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC menunjukkan suhu permukaan global akan meningkat 1.1 hingga 6.4 °C (2.0 hingga 11.5 °F) antara tahun 1990 dan 2100.[1] Perbedaan angka perkiraan itu disebabkan oleh penggunaan skenario-skenario berbeda mengenai emisi gas-gas rumah kaca di masa mendatang, serta model-model sensitivitas iklim yang berbeda. Walaupun sebagian besar penelitian terfokus pada periode hingga 2100, pemanasan dan kenaikan muka air laut diperkirakan akan terus berlanjut selama lebih dari seribu tahun walaupun tingkat emisi gas rumah kaca telah stabil.[1] Ini mencerminkan besarnya kapasitas panas dari lautan.

Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrim,[2] serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan.

Beberapa hal-hal yang masih diragukan para ilmuwan adalah mengenai jumlah pemanasan yang diperkirakan akan terjadi di masa depan, dan bagaimana pemanasan serta perubahan-perubahan yang terjadi tersebut akan bervariasi dari satu daerah ke daerah yang lain. Hingga saat ini masih terjadi perdebatan politik dan publik di dunia mengenai apa, jika ada, tindakan yang harus dilakukan untuk mengurangi atau membalikkan pemanasan lebih lanjut atau untuk beradaptasi terhadap konsekuensi-konsekuensi yang ada. Sebagian besar pemerintahan negara-negara di dunia telah menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto, yang mengarah pada pengurangan emisi gas-gas rumah kaca.

Rabu, 23 September 2009

KEMBALI KEPADA FITRAH


''Barangsiapa yang berpuasa karena iman dan dalam rangka mencari pahala di sisi Allah SWT, maka Allah mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu.''
(HR Muttafaqun 'alaih).

Adalah suatu kebahagiaan dan nikmat yang besar ketika akhir Ramadhan kita memperoleh predikat sebagai orang-orang yang bertakwa. (insya Allah) Dan, memasuki bulan Syawal menjadi pribadi-pribadi yang fitri (suci), yaitu orang-orang yang kembali pada fitrahnya.

Kembalinya manusia kepada fitrah mengandung dua pengertian. Pertama, fitrah berarti suci. Artinya, manusia kembali menjadi makhluk yang suci seperti bayi yang baru dilahirkan. Hal tersebut dikarenakan manusia mendapatkan ampunan Allah pada bulan Ramadhan.

Disabdakan Rasulullah: ''Barangsiapa yang berpuasa karena iman dan dalam rangka mencari pahala di sisi Allah SWT, maka Allah mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu.'' (HR Muttafaqun 'alaih).

Dalam konteks hubungan sosial, ampunan (saling memaafkan) dari sesama manusia merupakan syarat sempurnanya ampunan Allah. Karena, sungguh Allah tidak akan mengampuni dosa seorang hamba hingga orang yang pernah dizaliminya mengampuni dan memaafkannya.

Kedua, fitrah berarti agama tauhid. Fitrah dalam konteks ini adalah manusia kembali kepada perjanjiannya, antara makhluk dan Khalik (Pencipta), yaitu untuk taat, beribadah, dan mengesakan Allah SWT sebagai Tuhan yang menciptakannya, dengan jalan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Perintah dan larangan tersebut terangkum dalam agama tauhid, yaitu agama samawi yang Allah ridhai (Islam).

Allah berfirman: ''Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.'' (QS 30: 30).

Dalam ayat yang lain Allah tegaskan: ''Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al-Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.'' (QS 3:19).

Orang yang kembali kepada fitrahnya memiliki dua karakter. Pertama, istiqomah dalam beribadah. Orang-orang yang kembali pada fitrahnya senantiasa melakukan amal-amal saleh dan ragam ibadah secara berkesinambungan. Dan, bahkan terus ditingkatkan. Mereka selalu berprinsip hari ini harus lebih baik dari hari kemarin.

Kedua, memiliki perilaku (akhlaq) yang baik. Pembinaan yang dilakukan selama bulan Ramadhan diaplikasikannya pada bulan-bulan setelah Ramadhan. Nilai-nilai seperti kejujuran, sabar, pemaaf, pemurah, dan penyayang senantiasi menghiasi kehidupannya.
Semoga ibadah puasa yang telah kita lakukan mengantarkan kita menjadi orang-orang yang kembali kepada fitrah.

Dan, semoga kita dapat memberikan sumbangsih dan manfaat bagi kemajuan umat Islam. Amin. Wallahu a'lam bishawab.
----------------------------------------------------------------------
"Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu" (Q.S. An Nuur 24:35).
"Wahai Rasulullah, katakanlah kepadaku satu ungkapan tentang Islam,
yang saya tidak memintanya kepada siapapun kecuali kepadamu." Rasulullah saw bersabda, "Katakanlah, 'Aku beriman kepada Allah,' kemudian Istiqamahlah." (H.R. Muslim)
-----------------------------------------------------------------------

Sabtu, 29 Agustus 2009

TERDAPAT KEBAIKAN DALAM SETIAP PERISTIWA

Allah memberitahukan kita bahwa dalam setiap peristiwa yang Dia ciptakan terdapat kebaikan di dalamnya. Ini merupakan rahasia lain yang menjadikan mudah bagi orang-orang yang beriman untuk bertawakal kepada Allah. Allah menyatakan, bahkan dalam peristiwa-peristiwa yang tampaknya tidak menyenangkan terdapat kebaikan di dalamnya:

"Mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak." (Q.s. an-Nisa': 19).

"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui." (Q.s. al-Baqarah: 216).

Dengan memahami rahasia ini, orang-orang yang beriman menjumpai kebaikan dan keindahan dalam setiap peristiwa. Peristiwa-peristiwa yang sulit tidak membuat mereka merasa gentar dan khawatir. Mereka tetap tenang ketika menghadapi penderitaan yang ringan maupun berat. Orang-orang Muslim yang ikhlas bahkan melihat kebaikan dan hikmah Ilahi ketika mereka kehilangan seluruh harta benda mereka. Mereka tetap bersyukur kepada Allah yang telah mengkaruniakan kehidupan. Mereka yakin bahwa dengan kehilangan harta tersebut Allah sedang melindungi mereka dari perbuatan maksiat atau agar hatinya tidak terpaut dengan harta benda. Untuk itu, mereka bersyukur dengan sedalam-dalamnya kepada Allah karena kerugian di dunia tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan kerugian di akhirat. Kerugian di akhirat artinya azab yang kekal abadi dan sangat pedih. Orang-orang yang tetap sibuk mengingat akhirat melihat setiap peristiwa sebagai kebaikan dan keindahan untuk menuju kehidupan akhirat. Orang-orang yang bersabar dengan penderitaan yang dialaminya akan menyadari bahwa dirinya sangat lemah di hadapan Allah, dan akan menyadari betapa mereka sangat memerlukan Dia. Mereka akan berpaling kepada Allah dengan lebih berendah diri dalam doa-doa mereka, dan dzikir mereka akan semakin mendekatkan diri mereka kepada-Nya. Tentu saja hal ini sangat bermanfaat bagi kehidupan akhirat seseorang. Dengan bertawakal sepenuhnya kepada Allah dan dengan menunjukkan kesabaran, mereka akan memperoleh ridha Allah dan akan memperoleh pahala berupa kebahagiaan abadi.

Manusia harus mencari kebaikan dan keindahan tidak saja dalam penderitaan, tetapi juga dalam peristiwa sehari-hari. Misalnya, masakan yang dimasak dengan susah payah ternyata hangus, dengan kehendak Allah, mungkin akan bermanfaat menjauhkan dari madharat kelak di kemudian hari. Seseorang mungkin tidak diterima dalam ujian masuk perguruan tinggi untuk menggapai harapannya pada masa depan. Bagaimanapun, hendaknya ia mengetahui bahwa terdapat kebaikan dalam kegagalannya ini. Demikian pula hendaknya ia dapat berpikir bahwa barangkali Allah menghendaki dirinya agar terhindar dari situasi yang sulit, sehingga ia tetap merasa senang dengan kejadian itu. Dengan berpikir bahwa Allah telah menempatkan berbagai rahmat dalam setiap peristiwa, baik yang terlihat maupun yang tidak, orang-orang yang beriman melihat keindahan dalam bertawakal mengharapkan bimbingan Allah.

Seseorang mungkin tidak selalu melihat kebaikan dan hikmah Ilahi di balik setiap peristiwa. Sekalipun demikian ia mengetahui dengan pasti bahwa terdapat kebaikan dalam setiap peristiwa. Ia memanjatkan doa kepada Allah agar ditunjukkan kepadanya kebaikan dan hikmah Ilahi di balik segala sesuatu yang terjadi.

Orang-orang yang menyadari bahwa segala sesuatu yang diciptakan Allah memiliki tujuan tidak pernah mengucapkan kata-kata, "Seandainya saya tidak melakukan." atau "Seandainya saya tidak berkata .," dan sebagainya. Kesalahan, kekurangan, atau peristiwa-peristiwa yang kelihatannya tidak menguntungkan, pada hakikatnya di dalamnya terdapat rahmat dan masing-masing merupakan ujian. Allah memberikan pelajaran penting dan mengingatkan manusia tentang tujuan penciptaan pada setiap orang. Bagi orang-orang yang dapat melihat dengan hati nuraninya, tidak ada kesalahan atau penderitaan, yang ada adalah pelajaran, peringatan, dan hikmah dari Allah. Misalnya, seorang Muslim yang tokonya terbakar akan melakukan mawas diri, bahkan keimanannya menjadi lebih ikhlas dan lebih lurus, ia menganggap peristiwa itu sebagai peringatan dari Allah agar tidak terlalu sibuk dan terpikat dengan harta dunia.

Hasilnya, apa pun yang dihadapinya dalam kehidupannya, penderitaan itu pada akhirnya akan berakhir sama sekali. Seseorang yang mengenang penderitaannya akan merasa takjub bahwa penderitaan itu tidak lebih dari sekadar kenangan dalam pikiran, bagaikan orang yang mengingat kembali adegan dalam film. Oleh karena itu, akan datang suatu saat ketika pengalaman yang sangat pedih akan tinggal menjadi kenangan, bagaikan bayangan adegan dalam film. Hanya ada satu yang masih ada: bagaimanakah sikap seseorang ketika menghadapi kesulitan, dan apakah Allah ridha kepadanya atau tidak. Seseorang tidak akan dimintai tanggung jawab atas apa yang telah ia alami, tetapi yang dimintai tanggung jawab adalah sikapnya, pikirannya, dan keikhlasannya terhadap apa yang ia alami. Dengan demikian, berusaha untuk melihat kebaikan dan hikmah Ilahi terhadap apa yang diciptakan Allah dalam situasi yang dihadapi seseorang, dan bersikap positif akan mendatangkan kebahagiaan bagi orang-orang beriman, baik di dunia maupun di akhirat. Tidak duka cita dan ketakutan yang menghinggapi orang-orang yang beriman yang memahami rahasia ini. Demikian pula, tidak ada manusia dan tidak ada peristiwa yang menjadikan rasa takut atau menderita di dunia ini dan di akhirat kelak. Allah menjelaskan rahasia ini dalam al-Qur'an sebagai berikut:

"Kami berfirman, 'Turunlah kamu dari surga itu. Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan mereka tidak bersedih hati'." (Q.s. al-Baqarah: 38).

"Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tidak bersedih hati. Yaitu orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa. Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan di akhirat. Tidak ada perubahan bagi kalimat-kalimat Allah. Yang demikian itu adalah kemenangan yang besar." (Q.s. Yunus: 62-4).

Senin, 24 Agustus 2009

BULAN RAMADHAN ADALAH MOMEN MENBENTUK MUSLIM SEJATI

MUATAN 10 HARI PERTAMA BULAN RAMADHAN

Menyambut bulan ramadhan dengan penuh gembira saja sudah menjauhkan kita dari api neraka konon lagi jika kita sudah mempersiapkan jauh - jauh hari untuk persiapan bulan Ramadhan. Bagi seorang muslim yang beriman yang tergugah imannnya akan menyikapi bulan ramadhan dengan penuh kecermatan artinya dia tidak akan mnyia - nyiakan kesempatan tersebut untuk hal - hal yang tidak berguna dan tentu saja sebaliknya dia akan memanfaatkan waktunya terutama waktu luangnya hanya untuk beribadah kepada Allah SWT. Sedangkan bentuk ibadah itu sendiri cukup beragam bentuknya ada yang bersifat Mahdhoh dan ada yang Sunnah.

Dalam muatannya sendiri 10 hari yang pertama adalah diturunkannya Rahmat Allah bagi setiap muslim yang melaksanakan puasa dan pada saat ini sangat penting menjaga keistiqamahan diri untuk tetap menjaga agar terhindarkan dari hal yang menbatalkan puasa bukan hanya membatalkan puasanya saja melainkan juga pahala puasanya tersebut. Mungkin dari kita ada yang berpendapat bahwa mengawali suatu pekerjaan itu sangat sulit dan untuk tetap istiqamah itu lebih sulit lagi untuk itu disini sangat penting sekali menjaga keistiqamahan diri dari hal - hal yang membuat kita lemah dan pelajaran yang harus dipetika dari 10 hari pertama sebagai permulaan bulan Ramadhan adalah bagaimana kita melatih diri untuk tetap istiqamah karena yang paling disukai Allah dari suatu ibadah adalah Keistiqomahannya.

Sahabat Blogger yang dirahmati Allah apapun kondisinya, bagaimanapun keadaanya dan sebarapapun sulitnya kita mengawali Ramadhan ini yakinlah semua itu adalah awal persiapan kita untuk meraih gelar Taqwa sebagaimana tujuan yang diharapkan Allah kepada orang yang berpuasa yaitu La'allakum Tattaquun.

Bulan Suci Ramadhan Madrasah Umat Islam Seluruh Dunia

Puasanya orang kaya tentunya tidak berbeda dengan puasanya orang miskin jika orang miskin merasakan betapa laparnya ketika mereka berpuasa dan betapa hausnya mereka berpuasa itu itu juga yang dirasakan oleh orang kaya bahkan lapar dan hausnya orang miskin tidak saja mereka rasakan pada saat bulan ramadhan bahkan itu menjadi sesuatu yang akarab bagi mereka namun yang membedakannya adalah pada saat sahur dan berbukanya saja, setelah waktu berbuka barulah mereka merasakan kembali kenikmatan yang sebelumnya. Hal ini memberikan pelajaran bagi kita bahwa puasa merupakan madrasah yang mendidik kita untuk menjadi pribadi yang senantiasa penuh dengan kebersamaan dan saling berbagi rasa.

Jumat, 24 April 2009

Salam pecinta teknologi perindu kejayaan islam

Assalamu'alaikum Warahmarullaahi Wabarakaatuh.

penting sekali pengetahuan bagi seorang mulim terutama pengetahuan tentang teknologi karena itu adalah bagian dari tugas seorang muslim dalam rangka melaksanakan risalah islam yaitu rahmatal li'alamin. Sesuai juga dengan pesan Rasulullah bahwa "sebaik - baik manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi manusia yang lain".

Kamis, 16 April 2009

Pentingnya Pengetahuan Teknologi Bagi Seorang Muslim

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.
selamat datang saudaraku tercinta, saya mengajak anda untuk bergabung bersama muslim kreativ.